Sabtu, 29 September 2012

Mengenal peralatan instalasi listrik rumah tinggal

Mengenal peralatan instalasi listrik rumah tinggal

Anda pasti sudah mengenal peralatan listrik yang terpasang dirumah anda seperti sakelar, stop kontak, steker, sekering dan lainnya. Dan untuk anda yang awam dengan dunia listrik, artikel kali ini akan mengajak anda untuk mengenal fungsi dan jenis peralatan listrik tersebut secara umum.

Pengenalan peralatan listrik instalasi listrik rumah tinggal ini akan dimulai dengan Bargainser.

BARGAINSER

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
bargainser
Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:
- MCB atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB bargainser ini dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik dirumah.

- Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai penggunaan daya listrik.

- Spin Control, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini akan semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat jika daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit.

Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal.

PENGAMAN LISTRIK
Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting.

Terdapat dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yaitu:
- Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering, alat pengaman ini bekerja memutuskan rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila kawat tersebut dialairi arus listrik dengan ukuran tertentu.

- Pengaman listrik thermis, biasa disebut MCB dan merupakan alat pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas .


SAKELAR

Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.
Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi:
- sakelar bertegangan rendah.
- Sakelar tegangan menengah.
- Sakelar tegangan tinggi serta sangat tinggi.


Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi :
- Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam didalam tembok.
- Sakelar out-bow, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok.

Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:
- Sakelar on-off, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.

- Sakelar push-on, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar jenis ini digunakan untuk sakelar bel rumah.

Berdasarkan jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan.

- Sakelar majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.


STOP KONTAK

Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.

Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.

- Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.


Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
- Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
- Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.


STEKER

Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.


Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
- Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan sumber listrik atau stop kontak.

- Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang PLUG dan SOCKET ini, silahkan membaca artikelnya di sini.
KABEL

Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.

Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai berikut:
- NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis, sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Karena kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.

- NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.

- NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan.

- NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang.

Demikian sekilas pengenalan peralatan-perlatan listrik untuk instalasi listrik rumah tinggal, keterangan fungsi, bentuk/konstruksi dan cara kerja dari masing-masing alat merupakan penjelasan secara umum.

Genset

Generator Set (GENSET)

Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN yang ada.

Suatu mesin diesel generator set terdiri dari:
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris disebut diesel engine)
2. Generator
3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
4. Baterai dan Battery Charger
5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)
6. Pengaman untuk Peralatan
7. Perlengkapan Instalasi Tenaga

Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator).

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:
* Desain dan instalasi sederhana
* Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana
* Waktu pembebanan relatif singkat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:
*Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.
* Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
* Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
* Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan
siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.



Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.
1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)
2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.

2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)



AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.

Cara Kerja AMF dan ATS

Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi.

Baterai (baterry dan accu)

Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.

Battery Charger

Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN 220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit) berupa sekering/ fuse.

Panel ACOS

ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara lain yaitu :
Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off, Release, Start, Start Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High, Generator Over Load.

Sistem Pengaman Genset

Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada dua macam yaitu :
1) Pengaman alarm
Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak.
2) Pengaman trip
Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis.
Jenis pengaman trip antara lain :
1) Putaran lebih (over speed)
2) Temperatur air pendingin tinggi
3) Tekanan minyak pelumas rendah
4) Emergency stop
5) Reverse power

Pentanahan (grounding)

a) Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada penghantar arus dari sistem. Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari suatu mesin, transformator, atau untuk rangkaian listrik tertentu.
b) Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk suatu bagian yang tidak membawa arus dari sistem, misalnya : Semua logam seperti saluran tempat kabel, kerangka mesin, batang pemegang sakelar, penutup kotak sakelar.

Relay pengaman pada genset:

a) Relay arus lebih
Thermal Over Load Relay (TOLR) digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.
b) Relay tegangan lebih
bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi batas nominalnya.
c) Relay diferensial
bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum lilitan stator dengan arus yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring.
d) Relay daya balik
berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator.

Sekering

berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat
Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.

*) Gambar langkah kerja piston pada mesin diesel milik gudangilmu.org
*) Gambar ATS dan AMF milik caturmukti.com
*) Gambar panel ACOS milik tredintechnologies.com
Semoga bermanfaat,
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Direktur Utamanya adalah Nur Pamudji, menggantikan Dahlan Iskan dirut sebelumnya yg di lantik menjadi menteri BUMN
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.

Daftar isi

Sejarah

Pelat peringatan tua di gardu listrik
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW.

Peristiwa

  • Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
  • Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
  • Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN).
  • Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
  • Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). di tahun 2012 diberitakan adanya layanan pulsa token dan PLN Pulsa.

Motto

Motto PT PLN (Persero):
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik - Electricity For A Better Life

Unit-unit PLN

I. Kelompok Unit Wilayah
  1. PLN Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh
  2. PLN Wilayah Sumatera Utara, berkedudukan di Medan
  3. PLN Wilayah Sumatera Barat, berkedudukan di Padang
  4. PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di Pekanbaru
  5. PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, berkedudukan di Palembang
  6. PLN Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di Pangkalpinang
  7. PLN Wilayah Lampung, berkedudukan di Bandar Lampung
  8. PLN Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di Pontianak
  9. PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berkedudukan di Banjar Baru
  10. PLN Wilayah Kalimantan Timur, berkedudukan di Balikpapan
  11. PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo, berkedudukan di Menado
  12. PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, berkedudukan di Makasar
  13. PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di Mataram
  14. PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur, berkedudukan di Kupang
  15. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, berkedudukan di Ambon
  16. PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, berkedudukan di Jayapura

II. Kelompok Unit Distribusi
  1. PLN Distribusi DKI Jakarta Raya dan Tangerang, berkedudukan di Jakarta
  2. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, berkedudukan di Bandung
  3. PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, berkedudukan di Semarang
  4. PLN Distribusi Jawa Timur, berkedudukan di Surabaya
  5. PLN Distribusi Bali, berkedudukan di Denpasar

III. Kelompok Unit Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
  1. PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, berkedudukan di Depok
  2. PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera, berkedudukan di Padang

IV. Kelompok Unit Pembangkitan
  1. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, berkedudukan di Medan
  2. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang
  3. PLN Pembangkitan Jawa Bali, berkedudukan di Yogyakarta
  4. PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, berkedudukan di Jepara
  5. PLN Pembangkitan Indramayu, berkedudukan di
  6. PLN Pembangkitan Lontar, berkedudukan di Semarang

V. Kelompok Unit Induk Proyek
  1. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit Sumatera I, berkedudukan di Palembang
  2. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit Sumatera II, berkedudukan di Palembang
  3. PLN Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera I, berkedudukan di Medan
  4. PLN Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera II, berkedudukan di Palembang
  5. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit Sulawesi, Maluku dan Papua, berkedudukan di Makasar
  6. PLN Unit Induk Proyek Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua, berkedudukan di Makasar
  7. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Kalimantan, berkedudukan di Balikpapan
  8. PLN Unit Induk Proyek Jaringan Jawa Bali, berkedudukan di Semarang
  9. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit Hidro Jawa Bali, berkedudukan di Bandung
  10. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit Thermal Jawa Bali, berkedudukan di Surabaya
  11. PLN Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara, berkedudukan di Mataram
  12. PLN Unit Induk Proyek Trans TET Interkoneksi Sumatera Jawa, berkedudukan di Jakarta

VI. Kelompok Unit Pusat dan Jasa
  1. PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan, berkedudukan di Jakarta
  2. PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan, berkedudukan di Jakarta
  3. PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan, berkedudukan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
  4. PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan, berkedudukan di Jakarta
  5. PLN Jasa Manajemen Konstruksi, berkedudukan di Jakarta
  6. PLN Jasa Sertifikasi, berkedudukan di Jakarta

Anak Perusahaan PLN

  1. PT Indonesia Power (PT IP), berkedudukan di Jakarta
  2. PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB), berkedudukan di Surabaya
  3. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam), berkedudukan di Batam, Kepulauan Riau
  4. PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+), berkedudukan di Jakarta
  5. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), berkedudukan di Tarakan, Kalimantan Timur
  6. PT PLN Batubara, berkedudukan di Jakarta
  7. PT PLN Geothermal (PT PLN-G), berkedudukan di Jakarta
  8. PT Geo Dipa Energi, berkedudukan di Jakarta
  9. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN-E), berkedudukan di Jakarta
  10. PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, berkedudukan di Jakarta
  11. Majapahit Holding BV, berkedudukan di Amsterdam, Belanda

Konsumsi listrik di Indonesia

Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.
Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan # Maluku: 176.08
  1. NTB: 119.27
  2. Papua: 180.11
  3. NTT: 64.32
  4. Rata-rata nasional: 352.59

Direktur Utama

  • Surjono
  • Sardjono
  • Ermamsyah Djamin
  • Zuhal ( ...- 1996)
  • Djiteng Marsudi (1996 - 1998)
  • Adi Satria (1998 - 2000)
  • Kuntoro Mangkusubroto (2000)
  • Eddie Widiono (2000 - 2007)
  • Fahmi Mochtar (2007 - 2009)
  • Dahlan Iskan (2009 - 2011)
  • Nur Pamudji (2011 - sekarang)

Referensi


PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan

PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN Pusharlis) merupakan salah satu unit yang berada di lingkungan PT PLN (Persero) yang bergerak dalam bidang maintenance, repair dan overhaul (MRO) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta engineering, procurement dan construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil. Keberadaan PLN Pusharlis memiliki sejarah yang cukup panjang yang mengalami perubahan nama hingga 3 kali.

PLN Unit Bisnis Jasa Perbengkelan (PLN JASBENG)

Berawal dari keinginan manajemen PLN untuk memaksimalkan potensi bengkel-bengkel milik PLN untuk dapat berperan dalam penanganan pemeliharaan aset milik PLN. Maka pada tahun 1997 berdasarkan Keputusan Direksi No. 101.K/023/DIR/1997, didirikanlah oleh PLN sebuah unit yang khusus mengelola bengkel-bengkel tersebut di dalam satu unit bisnis tersendiri yang dinamakan Unit Bisnis Jasa Perbengkelan atau disingkat PLN Jasbeng yang berkedudukan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bengkel-bengkel yang digabung meliputi Bengkel Pusat Klender,Jakarta; Bengkel Distribusi Jalan Banten Bandung, Bengkel Mesin Dayeuhkolot (BMDK) Bandung, dan Bengkel Distribusi Ngagel, Surabaya. Setelah digabung ke dalam PLN Jasbeng masing-masing unit namanya diubah menjadi Unit Produksi Klender (UPKL), Unit Produksi Banten (UPBN), Unit Produksi Dayeuhkolot (UPDK), Unit Produksi Ngagel (UPNG).
Pada tahun 2000 dibentuk 2 unit lagi dengan masing-masing memanfaatkan aset milik PLN Pikitring Jabar Jaya menjadi Unit Produksi Merak (UPMR) dan milik PLN Distribusi Jawa Tengah menjadi Unit Produksi Krapyak (UPKR).

PLN Jasa & Produksi (PLN J&P)

Sesuai Keputusan Direksi No. 29.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 nama organisasi diubah menjadi PLN Jasa & Produksi yang disingkat menjadi PLN J&P dan unit-unit berubah menjadi:
  1. Unit Produksi Jakarta Klender (UPJKL), berkedudukan di Klender, Jakarta
  2. Unit Produksi Bandung (UPBDG), berkedudukan di Jalan Banten, Bandung
  3. Unit Produksi Citarum(UPCTR), berkedudukan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
  4. Unit Produksi Surabaya (UPSBY), berkedudukan di Ngagel, Surabaya
  5. Unit Produksi Merak (UPMRK), berkedudukan di Pulomerak, Cilegon
  6. Unit Produksi Semarang (UPSMG), berkedudukan di Krapyak, semarang
Pada tahun 2006 dibentuk Unit Produksi Bali (UPBLI), berkedudukan di Denpasar yang memanfaatkan aset milik PLN Distribusi Bali.

PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN PUSHARLIS)

Sesuai Keputusan Direksi No. 067.K/DIR/2011 tanggal 25 Februari 2011 organisasi diubah menjadi PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN Pusharlis) dengan perubahan nama-nama unitnya menjadi:
  1. Unit Workshop I (UWS I), berkedudukan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
  2. Unit Workshop II (UWS II), berkedudukan di jalan Banten, Bandung
  3. Unit Workshop III (UWS III), berkedudukan di Ngagel, Surabaya
  4. Unit Pelaksana Pemeliharaan I (UPP I), berkedudukan di Pulomerak, Cilegon
  5. Unit Pelaksana Pemeliharaan II (UPP II), berkedudukan di Krapyak, Semarang
  6. Unit Pelaksana Pemeliharaan III (UPP III), berkedudukan di Klender, Jakarta
Tugas Utama PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan:
  1. Melaksanakan penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) ketenagalistrikan khususnya pada PLTU 10.000 MW di luar Jawa Bali dan melaksanakan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) berdasarkan penugasan dari PLN Pusat serta Unit-unit PLN.
  2. Melayani kebutuhan emergency repair dari Unit-unit PLN secara cepat dan tepat.
  3. Melaksanakan kegiatan Engineering, Procurement, Construction (EPC) PLTA/PLTMH atas persetujuan/penugasaan dari PLN Pusat.
  4. Mengembangkan dan memproduksi hasil karya inovasi.

Pimpinan Dari Masa Ke Masa

Pemimpin
  • 1998 - 2000 : Hadi Sukaryanto
  • 2000 - 2001 : Abimanyu Suyoso
General Manager
  • 2001 - 2002 : Abimanyu Suyoso
  • 2002 - 2004 : Ahmad Sadikin
  • 2004 - 2008 : Ahmad Solihin
  • 2008 - 2010 : Nandi Ranadireksa
  • 2010 - 2010 : Koko Sudjatmiko (Pelaksana Tugas)
  • 2010 - 2011 : Budi Susanto
Kepala
  • 2011 - sekarang : Budi Susanto